oleh Nurdiansyah 
Sumber foto: Kemenkeu Foto
Jika FLPP Tak Terserap, Dana Bisa Ditarik
Dikutip dari detik.com, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa dana FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dapat ditarik kembali apabila penyerapannya tidak berjalan optimal. Penarikan ini bertujuan agar dana APBN tidak “menganggur” dan bisa dialihkan ke program yang lebih siap dan produktif.
Menurut Purbaya, meskipun ia mempercayai Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPUPR) untuk mengoptimalkan dana ini, keputusan penarikan akan diambil jika dana tidak digunakan maksimal.
Alasan dan Target Penyerapan FLPP
Sebelumnya, pemerintah menetapkan kuota FLPP 2025 sebanyak 220.000 unit dengan anggaran Rp 18,77 triliun. Namun kemudian ditambah sebanyak 130.000 unit, sehingga total kuota menjadi 350.000 unit dengan anggaran Rp 35,2 triliun.
Hingga 26 September 2025, dari target 350.000 unit, telah terealisasi 183.058 unit atau sekitar 52,3%. Realisasi pembiayaannya mencapai Rp 22,72 triliun.
Implikasi dan Tantangan
Penarikan dana FLPP jika penyerapan tak maksimal bisa memberi tekanan tambahan pada program perumahan untuk mempercepat realisasi pembangunan dan penyaluran rumah subsidi.
Beberapa tantangan yang kemungkinan muncul:
- Keterlambatan perizinan dan administrasi di daerah.
- Minimnya kesiapan pengembang dalam menyelesaikan pembangunan.
- Gangguan pasokan material atau tenaga kerja.
Di sisi lain, ancaman penarikan ini bisa jadi langkah penyeimbang agar dana publik digunakan secara efisien dan berdampak maksimal.
Kesimpulan
Jika dana FLPP tidak terserap secara optimal, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah mengancam untuk menarik kembali dana tersebut dan mengalihkan ke program yang lebih siap dan produktif. Langkah ini bermaksud menjaga agar dana APBN tidak terbuang sia-sia dan bisa memberikan dampak ekonomi nyata.
Sumber:
Detik – “Purbaya Ancam Tarik Dana Rumah Subsidi Kalau Penyerapan Tak Optimal”
